Orientasi Novel Ketika Cinta Bertasbih
Novel Ketika Cinta Bertasbih yang ditulis oleh Habiburrahman El Shirazy adalah salah satu novel best seller yang terkenal di Indonesia. Novel ini menceritakan kisah cinta antara seorang mahasiswa bernama Khairul Azzam dan seorang gadis bernama Noura. Novel ini juga mengangkat tema agama Islam dan adab-adab dalam berhubungan dengan lawan jenis.
Novel Ketika Cinta Bertasbih memiliki orientasi yang kuat terhadap nilai-nilai Islam. Hal ini terlihat dari bahasa yang digunakan dalam novel, seperti penggunaan bahasa Arab dan penjelasan tentang ayat-ayat Al-Quran. Selain itu, novel ini juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga adab dalam berhubungan dengan lawan jenis.
Novel Ketika Cinta Bertasbih juga memiliki orientasi terhadap kisah cinta. Khairul Azzam dan Noura adalah pasangan yang saling mencintai dan mengalami berbagai rintangan dalam hubungan mereka. Kisah cinta ini berhasil menarik perhatian banyak pembaca dan membuat novel ini menjadi best seller.
Plot Novel Ketika Cinta Bertasbih
Novel Ketika Cinta Bertasbih bercerita tentang Khairul Azzam, seorang mahasiswa yang sangat taat beragama Islam. Ia selalu mengikuti shalat berjamaah dan rajin membaca Al-Quran. Suatu hari, ia bertemu dengan Noura, seorang gadis yang cantik dan juga taat beragama.
Khairul Azzam dan Noura kemudian saling jatuh cinta. Namun, hubungan mereka tidak diizinkan oleh orang tua Noura karena Khairul Azzam tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Khairul Azzam kemudian memutuskan untuk pergi ke Mesir untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang ulama.
Di Mesir, Khairul Azzam menemui banyak rintangan dan ujian. Ia harus berjuang keras untuk mencapai cita-citanya. Di sana pula ia bertemu dengan seorang gadis bernama Sarah, yang kemudian membuat Khairul Azzam bimbang antara cinta dan tanggung jawabnya terhadap Noura.
Setelah berhasil menyelesaikan studinya, Khairul Azzam kembali ke Indonesia dan bertemu kembali dengan Noura. Mereka kemudian menikah dan hidup bahagia bersama.
Pesan Moral Novel Ketika Cinta Bertasbih
Novel Ketika Cinta Bertasbih memiliki beberapa pesan moral yang dapat diambil, antara lain:
- Pentingnya menjaga adab dalam berhubungan dengan lawan jenis
- Mengejar cita-cita dengan tekun dan tidak mudah menyerah
- Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua
- Menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan
Novel Ketika Cinta Bertasbih juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga kebersihan hati dan pikiran. Hal ini terlihat dari bagaimana Khairul Azzam selalu rajin membaca Al-Quran dan menyucikan hatinya dari noda-noda dosa.
Kritik terhadap Novel Ketika Cinta Bertasbih
Walaupun novel Ketika Cinta Bertasbih mendapatkan banyak penggemar, namun ada juga beberapa kritik yang ditujukan kepadanya. Beberapa kritik yang sering ditujukan kepadanya adalah:
- Terlalu banyak menggunakan bahasa Arab dan istilah-istilah agama yang sulit dipahami oleh pembaca awam
- Terlalu idealis dalam menggambarkan kisah cinta dan kehidupan Islam
- Cenderung menyalahkan orang tua dalam memutuskan hubungan cinta
Meskipun begitu, novel Ketika Cinta Bertasbih tetap menjadi salah satu novel terpopuler di Indonesia dan berhasil mengangkat tema-tema penting dalam kehidupan beragama dan bercinta.
Kesimpulan
Novel Ketika Cinta Bertasbih memiliki orientasi yang kuat terhadap nilai-nilai Islam dan kisah cinta. Novel ini mengajarkan tentang pentingnya menjaga adab dalam berhubungan dengan lawan jenis dan mengejar cita-cita dengan tekun. Meskipun mendapatkan kritik dari beberapa pihak, novel ini tetap menjadi salah satu novel terpopuler di Indonesia dan berhasil mengangkat tema-tema penting dalam kehidupan beragama dan bercinta.